Senin, 24 November 2014

cedera olahraga



MAKALAH
P3K DAN CEDERA OLAHRAGA

“usaha pencegahan cedera dalam olahraga pencak silat”






Oleh:

YOSSEPRIZAL         1103163/2011



JURUSAN KESEHATAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014








KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan makalah “p3k dan cedera olahraga”.  Kemudian Shalawat dan salam kita kirimkan untuk junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berjudul “upaya pencegahan cedera dalam olahraga pencak silat” ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs.Zulhilmi, dan Anton Komaini, S.Si, M.Pd yang membimbing perkuliahan ini, seterusnya rekan- rekan mahasiswa Ilmu Keolahragaan dan segenap pihak yang mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga bimbingan yang Bapak, Ibu dan rekan-rekan berikan menjadi amal ibadah dan mendapat ridho dari Allah SWT.
Penulis menyadari keterbatasan ilmu yang dimiliki, sehingga mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan  dalam penulisan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Amin
                                                                                                                   


Padang, 15 mei  2014

penulis





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Olahraga bertujuan untuk menyehatkan badan, memberikan kebugaran jasmani selama cara cara melakukannya sudah dalam kondisi yang benar. Apakah semua macam olahraga bisa menimbulkan cedera? Cedera yang dialami tergantung dari macamnya olahraga, misalnya olahraga sepak bola, tenis meja, balapan tentu memberikan resiko cedera yang berbeda-beda. Kegiatan olahraga sekarang ini telah benar-benar menjadikan bagian masyarakat kita, baik pada masyarakat atau golongan dengan social ekonomi yang rendah sampai yang paling baik. Telah menyadari kegunaan akan pentingnya latihan-latihan yang teratur untuk kesegaran dan kesehatan jasmanidan rohani. Seseorang melakukan olahraga dengan tujuan untuk mendapatkan kebugaran jasmani, kesehatan maupun kesenangan bahkan ada yang sekedar hobi, sedangkan atlit baik amatir dan professional selalu berusaha mencapai prestasi sekurang-kurangnya untuk menjadi juara. Pencak Silat merupakan cabang olahraga beladiri, berasal dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam). Seperti pada cabang beladiri lainnya seperti karate, taekwondo, kempo dll.
Pencak Silat adalah bagian dari kategori cabang olahraga body contac, maksudnya olahraga antara atlet satu dengan atlet lainnya saling berhadapan langsung tanpa ada sebuah pembatas. Sehingga kemungkinan timbulnya cedera sangat besar. Ada beberapa hal yang menyebabkan cedera akibat aktivitas olahraga yang salah. Kasus cedera yang paling banyak terjadi, biasanya dilakukan para pemula yang biasanya terlalu berambisi menyelesaikan target latihan atau ingin meningkatkan tahap latihan. Cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada atlet, tak terkecuali atlet senior. Biasanya itu terjadi akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu permainan (misalnya ada babak tambahan) atau terlalu banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti.
Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan memahami beberapa jenis cedera dan mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut. Juga, akan dapat untuk memahami tubuh kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera agar tidak terjadi parah, bagaimana mengobatinya dan kapan meminta pengobatan secara profesional (memeriksakan diri kedokter). Perawatan dan pencegahan cedera di perguruan tinggi. Khususnya para mahasiswa kesehatan dan rekreasi. Makalah ini mencakup agar pembaca mampu melaksanakan dan faham tentang prinsip-prinsip, faktor-faktor perawatan cedera dalam olahraga serta dapat mempraktekkanya baik sebagai seorang atlet, pelatih, maupun guru penjas.
B.     Identifikasi masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
a.       Sejarah pencak silat
b.      Sarana dan prasarana dalam pencak silat
c.       Cedera yang mungkin terjadi dalam pencak silat
d.      Usaha pencegahan cedera dalam pencak silat
C.     Pembatasan masalah
a.       Sejarah pencak silat
b.      Sarana dan prasarana dalam pencak silat
c.       Cedera yang mungkin terjadi dalam pencak silat
d.      Usaha pencegahan cedera dalam pencak silat
D.    Tujuan penulisan

Tujuan Penulisan Penulisan ini untuk mengetahui:

a.       Bagaimana sejarah pencak silat
b.      Apa saja sarana dan prasarana dalam pencak silat
c.       Apa saja cedera yang mungkin terjadi dalam pencak silat
d.      Bagaimana usaha pencegahan cedera dalam pencak silat
E.     Manfaat penulisan
a.       Sebagai pengetahuan bagi pelatih pencak silat dalam melatih
b.      Sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca agar bisa mengatasi terjadinya cedera baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.
c.       Bagi penulis sebagai salah satu tugas P3k dan cedera olahraga



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah pencak silat
Pencak silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar. Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabausilek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapipada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Si PitungHang Tuah, dan Gajah Mada
Peneliti pencak silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya. Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing.
Pencak Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di JawaBaliKalimantanSulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini. Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. pencak Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.

B.     Sarana dan prasarana pencak silat
·         Lapangan atau gelanggang
a)      Gelanggang dapat di lantai atau di panggung dan dilapisi matras dengan tebal maksimal 5 cm, permukaan rata, dan tidak memantul serta ditutup dengan alas yang tidak licin berukuran 9×9 meter
b)       Gelanggang terdiri dari bidang gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran 7×7 meter. Bidang laga berbentuk lingkaran dalam bidang olahraga
3)    Batas gelanggang dan bidang laga dibuat dengan garis selebar ke arah luar 5 cm dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggan
g
c)      Pada tengah-tengah bidang laga, dibuat lingkaran garis tengah 2 meter selebar 5 cm sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan. Lingkaran tersebut mempunyai tanda garis lurus pada garis tengah lingkaran sebesar 5 cm, yang sejajar dengan sisi bujur sangkar dan berwarna kontras dengan permukaan gelanggang
d)      Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar yang berhadapan yang dibatasi oleh lingkaran bidang laga. Sudut yang berhadapan lainnya adalah sudut netral.
·         Perlengkapan gelanggang
a)      Ember, gelas, kain pel, dan keset dari ijuk
b)      Jam pertandingan atau game watch
c)      Gong atau alat yang berfungsi sama
d)     Lampu pemenang berwarna merah dan biru
e)      Lampu babak atau tanda lain untuk menentukan ronde atau babak
f)       Perlengkapan pembantu pesilat
g)      Formulir pertandingan.
·         Perlengkapan pertandingan
a)      Pakaian pertandingan berwarna hitam-hitam
b)      Pelindung badan (body protector)
c)        Pelindung kemaluan (genital protector).
C.     Cedera yang mungkin terjadi
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 104-105) cedera yang sering terjadi pada pesilat adalah: Cedera pada muka: Luka terbuka: dekat mata, dibibir. Hematoma: sekitar mata, sekitar bibir. Perdarahan pada hidung (epistaksis dan perdarahan pada sudut mulut karena luka dan fraktur tulang rahang atas, bawah.
Cedera anggota badan (ekstremitas): Kulit: Luka tertutup (hematoma) pada jari tangan, lengan bawah, tungkai bawah, dan kaki. Luka terbuka pada jari tangan, lengan bawah, jari kaki, dan tungkai bawah. Patah tulang: Pada jari tangan dan kaki. Tulang hasta dan pengumpil. Tulang kering dan betis. Dislokasio (keseleo) pada talokruralis,  sendi bahu, jaringan tangan dan kaki. Cedera pada hip:  hip pointer dan hip bursitis. Cedera pada badan: Pada bagian dada: patah tulang rusuk. Pada bagian perut: trauma tumpul. Pecahnya organ dalam seperti hati, limpa, dan organ-organ berongga. Hematoma pada skrotum, buah pelir.
Cedera pada kepala (S.S.P): Kehilangan konsentrasi atau penurunan kesadaran sampai pingsan oleh karena pukulan, tendangan, bantingan (gegar otak), dan yang paling berat bisa terjadi perdarahan otak (kematian).
D.    Usaha pencegahan cedera
Pemanasan sebelum melakukan latihan yang berat dapat membantu mencegah terjadinya cedera. Latihan ringan selama 3-10 menit akan menghangatkan otot sehingga otot lebih lentur dan tahan terhadap cedera. Tujuan utama pemanasan adalah meningkatkan temperatur baik otot maupun tubuh secara keseluruhan dan untuk peregangan jaringan kolagen agar diperoleh fleksibilitas yang lebih besar. Ini akan mengurangi risiko robeknya otot maupun ligamen, serta membantu untuk mencegah nyeri otot dan tidak memiliki kelainan anatomis maupun antropometri. "Jangan anggap enteng pemanasan."Pemanasan terdiri dari pemanasan general dan pemanasan spesifik. Permanasan general biasanya berupa jogging, berlari santai, latihan/ exercise dan peregangan/ stretching.; setelah itu perlu diikuti dengan pemanasan spesifik yaitu sesuai dengan jenis olahraga pemain. Sedangkan pendinginan dapat dilakukan dengan jogging selama 30 detik sampai 1 menit, diikuti dengan jalan 3 sampai 5 menit. Latihan (training) perlu dilakukan secara teratur, sistematis dan terprogram. Endurance training adalah latihan yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot agar lebih efisien dan tidak cepat lelah. Langkah lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan Strength training adalah latihan yang dilakukan dengan tujuan mempersiapkan pemain untuk melakukan usaha-usaha "eksplosif" (misal pada lempar lembing ). Sedangkan skill training bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pemain dengan melakukan teknik berolahraga dari yang paling dasar sampai teknik yang paling tinggi. Kesehatan jasmani dan rohani juga memegang peranan penting. Kondisi sehat sangat diperlukan agar pemain dapat melakukan koordinasi gerakan dengan baik serta dengan konsentrasi yang penuh.
Selain itu mematuhi aturan pertandingan juga mempunyai andil dalam upaya pencegahan cedera olahraga. Pada body contact sports, kepatuhan pemain pada aturan pertandingan serta peran wasit yang jeli dan tegas dalam memimpin pertandingan sangatlah penting. Misalnya pada pertandingan bela diri, seperti Pecak silat. Faktor tidak memiliki kelainan anatomis maupun antropometri, misalnya kelainan anatomis tungkai X atau O, sedangkan kelainan antropometri misalnya tungkai yang tidak sama panjang dapat memberikan andil dalam cedera olahraga. Menggunakan peralatan atau pelindung yang memadai juga perlu diperhatikan dengan seksama. Menggunakan sepatu olahraga yang sesuai atau memakai pelindung kepala atau tubuh pada jenis olahraga tertentu merupakan salah satu upaya pencegahan cedera. Dan terakhir adalah melakukan 10 prinsip utama "conditioning", yaitu pemanasan yang cukup, peningkatan kondisi secara bertahap, lama, intensitas, level kapasitas, kekuatan, motivasi, spesialisasi, relaksasi dan rutinitas.














BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
\
Cedera olahraga adalah cedera pada sistem otot dan rangka tubuh yang disebabkan  oleh kegiatan olah raga. Seperti patah tulang, shin splints, tendinitis, lutut pelari, cedera urat lutut, punggung atlet angkat besi, sikut petenis, cedera kepala, cedera kaki. Cedera tidak dapat dihindari oleh atlet, terutama pada olahraga yang melibatkan benturan fisik seperti Pencak silat. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan dengan mengurangi nyeri, bengkak, dan potensi untuk cedera lebih lanjut. Gunakan prinsip RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation, dan Stabilization). Agar cedera dapat dihindari melakukan pemanasan dan pendinginan dengan benar, latihan (training) dan strength training, sehat jasmani dan rohani, mematuhi aturan pertandingan dan memperhatikan masa pemulihan atlet setelah fase cedera.
B.     Saran
penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah yang berjudul upaya pencegahan cedera pada pencak silat masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, maka dari itu saya selaku penulis menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA
Hardianto Wibowo. (1995). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
www.artikel cedera olahraga pencaksilat.com
www.sarana dan prasarana pencaks ilat.com


1 komentar: